Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun.
Metode dan Cara Menghitung Pendapatan Nasional :
1. Pendekatan/Metode Produksi
Berdasarkan pendekatan/metode produksi, pendapatan nasional
adalah barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun.
Dengan metode ini, pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan setiap nilai tambah (value added) dari setiap proses produksi di
dalam masyarakat (warga negara asing dan penduduk) dari berbagai lapangan usaha
(sektor) dalam suatu negara untuk kurun waktu 1 (satu) periode (biasanya satu
tahun).
Ada 11 (sebelas) lapangan usaha yang mempengaruhi pendapatan
nasional dilihat dari pendekatan produksi, yaitu:
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan;
pertambangan dan penggalian;
industri pengolahan;
listrik, gas dan air minum;
bangunan;
perdagangan, hotel dan restoran;
pengangkutan dan komunikasi;
bank dan lembaga keuangan lainnya;
sewa rumah;
pemerintahan dan pertahanan; dan
jasa-jasa.
Maksud dari metode produksi ini, jumlah seluruh hasil
produksi (output) suatu negara dalam satu tahun dikalikan harga satuan
masing-masing. Sehingga bila dituliskan dalam rumus akan nampak sebagai
berikut:
PDB/Y = {(Q1 . P1) + (Q2 . P2) + … + (Qn . Pn) }
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional (PDB)
Q1 = Jumlah barang ke – 1
P1 = Harga barang ke – 1
Q2 = Jumlah barang ke – 2
P2 = Harga barang ke – 2
Qn = Jumlah barang ke – n
Pn = Harga barang ke – n
Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan/metode produksi ini dinamakan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross
Domestic Product (GDP). Untuk tingkat propinsi di Indonesia disebut Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB).
2. Pendekatan/Metode Pengeluaran
Berdasarkan pendekatan pengeluaran, pendapatan nasional
adalah jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang dan jasa yang
dihasilkan dalam suatu periode, biasanya satu tahun.
Jadi, berdasarkan metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah
penjumlahan seluruh pengeluaran yang dilakukan seluruh rumah tangga pelaku
ekonomi (Rumah Tangga Konsumen, Rumah Tangga Produsen, Rumah Tangga Pemerintah
dan Rumah Tangga Masyarakat Luar Negeri) di dalam suatu negara selama periode
tertentu biasanya setahun. Hasil perhitungannya dinamakan Produk Nasional Bruto
(PNB) atau Gross National Product (GNP).
Pengeluaran-pengeluaran yang dimaksud adalah:
Rumah Tangga
|
Pengeluaran untuk
|
Pengeluaran untuk
|
Konsumen
|
Konsumsi (Consumption)
|
C
|
Produsen
|
Investasi (Investment)
|
I
|
Pemerintah
|
Pengeluaran Pemerintah (Government
Expenditure)
|
G
|
Masyarakat Luar Negeri
|
Ekspor-Impor (Export-Import) (X – M)
|
(X-M)
|
Dari tabel di atas, bila digambarkan dalam sebuah rumus,
maka akan nampak sebagai berikut:
PNB/Y = C + I + G + (X – M)
Bila PNB (GNP) dibagi dengan jumlah penduduk akan
menghasilkan Pendapatan per Kapita.
3. Pendekatan/Metode Pendapatan
Menurut pendekatan pendapatan, pendapatan nasional adalah
seluruh pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang disumbangkan
kepada Rumah Tangga Produsen selama satu tahun. Pendapatan Nasional berdasarkan
pendekatan atau metode pendapatan merupakan hasil penjumlahan dari sewa, upah,
bunga modal dan laba yang diterima masyarakat pemilik faktor produksi selama
satu tahun.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut:
Pemilik Faktor Produksi
|
Penerimaan
|
Lambang
|
Alam
|
Sewa (rent)
|
r
|
Tenaga Kerja
|
Upah/Gaji (wage)
|
w
|
Modal
|
Bunga (interest)
|
i
|
Skill
|
Laba (profit)
|
p
|
Hasil perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan
pendekatan atau metode pendapatan ini dinamakan Pendapatan Nasional (PN) atau
National Income (NI). Dengan demikian bila digambarkan dalam rumus, maka akan
nampak sebagai berikut:
PN / Y = r + w + i + p
Manfaat Pendapatan Nasional
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut:
Dapat mengetahui/menelaah struktur ekonomi suatu negara.
Dapat membandingkan perekonomian suatu negara, masyarakat
bahkan keluarga dari suatu waktu ke waktu lainnya.
Dapat membandingkan perekonomian antardaerah.
Dapat menghitung atau memperkirakan pendapatan pribadi atau
keluarga dalam satu periode tertentu.
Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi
atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
Penyebab Inflasi
Setiap negara pasti mengalami inflasi, inflasi yang terjadi
dapat disebabkan oleh faktor yang berbeda-beda. Beberapa penyebab inflasi
diantaranya bisa disebabkan oleh sektor ekspor-impor, tabungan atau investasi,
pengeluaran dan penerimaan negara, sektor pemerintah dan swasta. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan beberapa uraian berikut:
Inflasi disebabkan oleh sektor ekspor-impor Jika ekspor
suatu negara lebih besar daripada impor, akan mengakibatkan terjadinya tekanan
inflasi, tekanan inflasi terjadi karena semakin besar jumlah uang yang beredar
di dalam negeri akibat penerimaan devisa.
Inflasi disebabkan oleh sektor penerimaan dan pengeluaran
negara Sektor penerimaan dan pengeluaran suatu negara yang defisit menjadi
penyebab inflasi. Karena pengeluaran pemerintah lebih besar dari penerimaannya,
maka untuk menutupi keadaan tersebut akan dilakukan dengan mengeluarkan uang
baru, pengeluaran uang baru menimbulkan tekanan inflasi.
Inflasi disebabkan oleh sektor swasta Pengeluaran kredit
dalam jumlah yang cukup besar untuk memenuhi permintaan kredit swasta dapat
juga menyebabkan terjadinya inflasi.
Cara mengatasi inflasi
Usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus dimulai dari
penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara
teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi
pokok pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar. Berikut ini kebijakan
yang diharapkan dapat mengatasi inflasi:
Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang
moneter dengan tujuan
menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.
Kebijakan ini meliputi:
a) Politik
diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikan suku
bunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b) Operasi pasar
terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI.
c) Menaikan
cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum menjadi Berkurang.
d) Kredit selektif,
politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
memperketat pemberian kredit.
e) Politik
sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi hiper inflasi, ini pernah dilakukan
BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000
menjadi Rp.1
Kebijakan Fiskal, dapat dilakukan dengan cara:
a) Menaikkan tarif
pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak kepada pemerintah
sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.
b) Mengatur
penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
c) Mengadakan
pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai negeri 10% untuk
ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.
Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:
a) Menaikan hasil
produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk lebih produktif
dan menghasilkan output yang lebih banyak, sehingga harga akan menjadi turun.
b) Kebijakan upah,
pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk tidak meminta kenaikan upah
disaat sedang inflasi.
c) Pengawasan
harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum bagi barang-
barang tertentu.
Pengangguran
o Pengertian
pengannguran
Pengangguran terjadi karena jumlah tenaga kerja atau
angkatan kerja melebihi tingkat kesempatan kerja yang tersedia. Berdasarkan
tingkat pengangguran, dapat diketahui apakah perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment) atau tidak. Secara teoretis
perekonomian dianggap mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tenaga
kerja yang tersedia seluruhnya digunakan. Di negara kita upaya untuk menekan
tingkat pengangguran dilakukan melalui pengendalian tingkat pertumbuhan
penduduk. Program keluarga berencana merupakan salah satu alternatif untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk. Hal ini disebabkan pembangunan ekonomi tidak
mempunyai arti jika dibarengi dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terlalu
tinggi.
o Jenis-jenis pengangguran
Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya
sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis
antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
Pengangguran Struktural / Structural Unemployment
Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur
yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang
ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah
akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas
yang lebih baik dari sebelumnya.
Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya
fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus
nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren
yang menanti musim durian.
Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur
akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih
rendah daripada penawaran kerja.
Tambahan :
Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela
(voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran
suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin
mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah
pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun
belum berhasil mendapatkan kerja.
Faktor- faktor yang menyebabkan pengangguran adalah:
Adanya peralihan lahan dari pertanian menjadi kawasan
industri dan real estate. Peralihan ini mendorong peralihan mata pencaharian
juga. Bagi yang tidak mempunyai kompetensi akan kesulitan menghadapinya dan
bukan tidak mungkin akan menjadi pengangguran;
Kawasan industri dianggap sebagai satu-satunya tempat untuk
merubah nasib dari yang miskin menjadi kaya sehingga banyak orang-orang yang
datang ke kawasan industri untuk mencari pekerjaan agar dapat merubah nasibnya;
Kurangnya lapangan kerja yang tersedia di kawasan Industri
untuk mencari kerja.disebabkan lowongan pekerjaan yang diinginkan oleh pencari
pekerjaan sedikit. Sebagai contoh, banyak orang yang yang memiliki skill dan
pendidikan di bidang obat-obatan sedangkan lowongan pekerjaan yang sesuai
kriteria mereka sedikit, sehingga banyak yang tidak dapat bekerja karma
perusahaan yang membutuhkan skill dan pendidikan mereka sedidit;
Kurangnya tingkat pendidikan dan skill bagi pendatang yang
ke kawasan Industri dalam mencari pekerjaan, hal ini dapat dilihat dari
banyaknya para pencari kerja yang berasal dari desa, yang datang ke kawasan
industri bermodalkan nekat. Sehingga mereka akan kesulitan untuk mencari
pekerjaan karena tidak di butuhkan oleh perusahaan atau pabrik karma skill dan
tingkat pendidikan yang tidak memenuhi;
Kurangnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat yang
membutuhkan pekerjaan. Perhatian dari pemerintah sangat penting untuk
mengurangi pengangguran di kawasan industri, perhatian yang dapat diberikan
seperti membuka tempat kursus atau BLK (Balai Latiahan Kerja) untuk menambah
skill dan mempermudah pencarian pekerjaan;
Kurangnya informasi, hal inilah yang paling besar
pengaruhnya dalam dunia kerja sekarang ini, kurangnya informasi dapat menjadi
faktor yang paling berpengaruh, hal ini diakibatkan keadaan lingkungan tempat
tinggal yang tidak memungkinkan untuk terus meng update informasi tentang
lowongan pekerjaan.
Ada berbagai cara mengatasi pengangguran, yaitu:
Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan
memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang
keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru.
Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya)
ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan
untuk mengatasi msalah pengangguran structural.
Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui
manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa
yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.
Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian
informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga
kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu
perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa
yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan
informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system
informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti
itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media
massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah
kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi
pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak
mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja
justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa
harus berpindah ke perusahaan lain. Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja
terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah
rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para
penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan
mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini
diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan
bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan.
Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja
yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang
sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat
relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang
belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di
perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah
menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan
usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendapatan_nasional
http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/ekonomi/MO_5/eko201_08.htm
http://ekonomikelasx.blogspot.com/2012/02/manfaat-dan-tujuan-penghitungan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
http://110.138.206.53/bahan-ajar/modul_online/ekonomi/MO_7/eko203_12.htm
http://anikwahyuningsih.blogspot.com/2012/10/klasifikasi-makroekonomi-soft-run.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar